Sabtu, 17 April 2010
Selasa, 13 April 2010
SEJARAH PERJALANAN PEMERINTAHAN KABUPATEN YAHUKIMO
Sejarah
Kabupaten Jayawijaya dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969, tentang pembentukan Provinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonom di Provinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2907). Berdasarkan pada Undang-undang tersebut, Kabupaten Jayawijaya terletak pada garis meridian 137°12'-141°00' Bujur Timur, dan 3°2'-5°12' Lintang Selatan, yang memiliki daratan seluas 52.916 km², merupakan satu-satunya Kabupaten di Provinsi Irian Barat (pada saat itu) yang wilayahnya tidak bersentuhan dengan bibir pantai.
Mengingat luasnya wilayah ini, Pemerintah Pusat berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya mulai mengupayakan pemekaran wilayah. Dimulai dengan pemekaran desa, pemekaran kecamatan, dan pemekaran kabupaten. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 dengan diberlakukannya Otonomi Khusus di Papua, maka khusus di Provinsi Papua (dan kemudian juga di Provinsi Papua Barat), istilah kecamatan diganti menjadi distrik, dan desa menjadi kampung.
Pemekaran Kabupaten dilakukan mulai tahun 2002 melalui Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 dengan membentuk tiga kabupaten baru yaitu Kabupaten Tolikara dengan ibukota Karubaga, Kabupaten Pegunungan Bintang dengan ibukota Oksibil, dan Kabupaten Yahukimo dengan ibukota Dekai. Sementara Kabupaten Jayawijaya sebagai kabupaten induk tetap beribu kota di Wamena di Lembah Balim.
Kabupaten Yahukimo
Pendirian Yahukimo ditetapkan menurut Undang-Undang (UU) Nomor 26 Tahun 2002 dan diresmikan pada 11 Desember 2003. Kabupaten ini merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Jayawijaya yang berawal dari sebuah Distrik yakni Distrik Kurima, yang dimekarkan menjadi Distrik Ninia, Distrik Anggruk dan Distrik Apalahapsili, sesuai dengan UU No. 22 Tahun 2000 tentang persyaratan pembentukan Kapubaten, minimal terdapat 3 distrik.
Nama Yahukimo berasal dari nama empat suku yang bermukim di sana, yaitu Yali, Hubla, Kimyal, dan Momuna. Di kabupaten ini terdapat dua daerah yang cukup terkenal untuk penggemar trekking, yaitu Kurima dan Anggruk.
Kabupaten Yahukimo yang berasal dari 3 distrik induk ini dulu terkenal dengan suku terasing atau masyarakat primitif yang kehidupannya identik dengan perang suku dan kanibalisme, seperti yang dimuat dalam buku tulisan Don Richardson berjudul Anak Perdamaian. Suku-suku yang terdapat di Kabupaten Yahukimo adalah Suku Yali, Hupla, Kimyal, Momuna, Una-Ukam, Mek, Yalimek, Ngalik, Tokuni, Obini, Karowai, Duwe, Obukain, Kopkaka dan Bese.
Beranjak dari latar belakang sejarah terbentuknya Kabupaten Yahukimo, maka ada beberapa hal yang perlu diketahui Yaitu:
1. Pemerintahan
Semenjak Kabupaten Yahukimo dimekarkan, Bupati Karateker Pertama yaitu Robert Wanimbo (Sekarang Almarhum) dari tahun 2004-2005 dan dalam pemihan Bupati Definitip ternyata yang terpilih adalah Bapak Ones Pahabol tahun 2005 sampai sekarang.
2. Distrik
Dalam perkembangannya, Kabupaten Yahukimo terdapat beberapa Distrik secara Administrasi yaitu berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Yahukimo Nomor 05 Tahun 2006, ditetapkan 45 buah Distrik yaitu
- Dekai
- Obio
- Suru-Suru
- Wusama
- Amuma
- Musaik
- Pasema
- Hogio
- Mugi
- Soba
- Werima
- Tangma
- Ukha
- Panggema
- Kosarek
- Nipsan
- Ubahak
- Pronggoli
- Walma
- Yahuliambut
- Hereapini
- Ubalihi
- Talambo
- Puldama
- Endomen
- Holuon
- Lolat
- Soloikma
- Sela
- Korupun
- Langda
- Bomela
- Suntamon
- Seradala
- Sobaham
- Kabianggama
- Kwelamdua
- Kwikma
- Sumo
- Silimo
- Samenage
- Kurima
- Anggruk
- Nalca
- Ninia